Cerita motivasi
Indahnya Bunga Anggrek
Oleh Andrie
Wongso
Alkisah, di sebuah padepokan yang asri, tampak sang Guru
sedang bersantai memandangi pohon-pohon bunga anggrek yang tertata artistik,
terawat, dan sedang mekar dengan indahnya.
Pada
suatu hari ketika hendak berkelana, dia berpesan kepada muridnya, "Anakku,
gurumu akan pergi mengunjungi kakek guru dan saudara-saudara seperguruan
lainnya. Tetaplah rajin belajar dan berlatih. Dan jangan lupa untuk hati-hati
merawat tanaman bunga anggrek kesayangan gurumu ini."
Murid yang menerima pesan itu, dengan
teliti memelihara pohon-pohon bunga anggrek tersebut. Namun, pada suatu hari,
ketika sedang merapikan dan menyiram bunga-bunga anggrek, tanpa sengaja dia
menyenggol rak-rak pohon tersebut. Prang! Bunyi keras mengiringi
berjatuhannya pot -pot bunga anggrek yang pecah berantakan dan tanaman anggrek
pun berserakan di sekitarnya.
Murid itu dengan rasa panik dan ketakutan
berusaha membenahi sebisanya. Tetapi apa daya, hanya sedikit yang
terselamatkan. Dengan rasa was-was, dia pun menunggu gurunya pulang untuk
meminta maaf dan siap menerima hukuman apapun yang akan diberikan nantinya.
Setelah sang Guru pulang dan mendengar
kabar itu, ia lalu memanggil para muridnya. "Guru, ampun Guru! Saya
mengaku salah telah mengecewakan dan merusak bunga anggrek kesayangan Guru.
Saya siap menerima hukuman..." sela si murid dengan penuh sesal.
Sambil tersenyum bijak sang Guru berkata,
"Muridku. Memang bunga anggrek adalah bunga kesukaan Gurumu ini, maka Guru
merawatnya dengan baik sehingga berbunga dengan indah. Perlu kamu ketahui,
Gurumu menanam bunga anggrek, alasan utamanya adalah untuk menikmati indahnya
warna-warni bunga-bunga anggrek sekaligus untuk memperindah lingkungan di
sekitar sini. Bukan demi untuk marah Guru menanam pohon anggrek ini.
Walaupun menyukai bunga anggrek tapi Guru
tidak terikat akan bunga-bunga itu, karenanya Guru tidak perlu marah karena
anggrek. Tetapi lain kali mengerjakan apapun harus lebih hati-hati. Bunga
anggrek bisa ditanam lagi, tapi ketidakhati-hatian adalah sikap yang harus
selalu diwaspadai karena bisa berakibat negatif dan berdampak buruk bagi siapa
pun."
Netter yang
Luar Biasa!
Perkataan
sang Guru sungguh benar, "Bukan demi untuk marah menanam tanaman
anggrek".
Kita pun bisa belajar dari sini.
Seandainya amarah sedang menguasai kita, cobalah berhenti sejenak dan berpikir,
"Bukan demi marah menjadi sahabat," "Bukan demi marah menjadi
suami istri," dan "Bukan demi marah melahirkan dan mendidik anak."
Dengan demikian, sikap toleransilah yang
akan muncul. Kemarahan akan mencair dan damai pun akan menyertai hati kita.
Ketika kita hendak bertengkar dengan sahabat, orang rumah, atau keluarga,
hendaklah perlu diingat, perjumpaan yang telah terjadi, bukan demi untuk rasa
marah, tapi sepatutnya untuk disyukuri.
Mari kita
semua belajar untuk berlapang dada sehingga kehidupan akan damai penuh
sejahtera!
Referensi:
bunga kesukaan anggrek hehe
BalasHapuspromo gopay di alfamart